Selasa, 22 Maret 2011 di 14.36 | 3 komentar  


AKU DAN GARASI



“dan semua menghilang……..”
“yeaaaach……..”
 Lamunanku pun tersontak, pada sebuah potongan lirik yg ku dengar sayup-sayup dari radio buntutku.
Aku ingat. Waktu itu sekitar awal 2005.
selang beberapa hari, lagu tersebut pun masih membius perasanku, seraya mengusik rasa ingin tau ku.

beberapa minggu kemudian, aku iseng mampir kerumah saudaraku, dari luar rumah sayup-sayup terdengar
“yeaa yeaa yeaah….”
“ku tak inginkan…….”
Sejenak langkahku terhenti. “busyat. Vocal itu?????!!!”. Ku percepat langkahku menghampiri tumpukan kaset di kamar saudaraku. GARASI BAND Ost. GARASI, tertulis jelas di list backcover mp3 ALBUM PUNK& ROCK ALTERNATIVE (mp3 bajakan seeeh… J )
Dan sejak waktu itu, aku pun jadi rajin maen ketempat saudaraku Cuma buat dengerin album tersebut melalui mp3 playernya (nebeng gtoch, ! maklum gua orang miskin ga punya mp3 player :D).
Satu persatu judul dan lirik lagu pun terekam dalam pikiranku. Kata demi kata dalam lirik lagu tersebut pun mulai mengontaminasi sudut-sudut syaraf pikiranku. Gila.

                                    ***

“bang masih butuh personil lagi ga?” Tanya seorang penelpon
“kamu pegang apa?”
“pegang guitar”
“pegang aiu aja, gimana?”
Tawa pun terdengar dari ruangan tersebut. Pada sebuah acara interview GARASI BAND di sebuah stasiun radio swasta di jepara. Masih teringat jelas dipikiranku kata-kata mereka
 Aku hanya tersnyum sambil berdecak kagum mendengarkan kisah-kisah mereka melalui radio buntutku. Ini baru band, musik sebenarnya.
Dan tragisnya. Selang dua hari, aku hanya bisa dengar cerita saja. Cerita teman-teman yang nonton perform garasi di gedung wanita kartini. (dasar nasib L )

Sejak saat itu, musik garasi pun sudah menyita jiwaku. Aiu ratna, Fedi nuril dan Aries budiman. Ku tulis nama garasi di garasi disamping tempat tidur, ku bayangkan anganku melukis logo garasi dilangit. Sampai suatu hari, aku tinggal disebuah pesantren foto aiu ratna pun tak ketinggalan ku temple di almari bajuku.






Masih teringat jelas. Waktu itu malam idul fitri. Seperti kebanyakan ABG jepara mungkin mereka turun kejalan bersama teman-teman atau bahkan bersama pacar mereka masing-masing (kalo punya she, kalo ga punya ya… ngikut gua aj… :p ). tapi tidak denganku , karna malam tersebut aku nyaris dikeroyok anak-anak tongkrongan dijalan. Masalah kemarin.
Dirumah. Ku nyalakan TV blackwhite ku ( maklum orang elit :D ), dan ternyata di RCTI ditayangkan sebuah film GARASI. Itu untuk pertamanya aku nonton garasi the movie. Tapi, untung tak dapat diraih malang tak dapat ditolak (yee segetohnya..). dah TV blackwhite, antenna masih gak beres. Si semut pun mulai menyita layar TV. Apes.

Bulan demi bulan berlalu. Gak terasa sudah pertengahan 2007. dan alhamdulillah pada tahun itu juga aku dapat melanjutkan sekolah lagi, setelah dua tahun vakum dari dunia pendidikan formal. Dua tahun aku menunggu, dan akhirnya Allah menjawab mimpiku untuk bisa sekolah lagi. Angkatan ke2 MA NU  Tengguli, disitulah aku mulai beraksi.
Tapi taukah kau kawan, dari situ lah ceritaku dimulai.

                                                                          ***




                                   

“tak ingin siapaun tau …”
“Tentang semua masa lalu ku ini shut up….”
“yeeaaah… inilah diriku…. Ini duniaku….”
“janganlah kau ganggu aku.. why don’t you just shut the fuck up……!”
Matahari pagi masih terasa sengit menepis kegelapan di celah-celah dekapan kabut tipis. Dentuman lagu “diam” itupun menjejali telingaku lewat  sebuah mp4 player disaku ku.
Setapak demi setapak, ku telusuri jalan pagiku menuju sekolah, jalan setapak di area persawahan hijau. “Sendiri” , di temani “diam” kemudian “teriak” meski “lelah”.

            Di sekolah. Dengan mp4 pinjeman dari temen, bersama partner sekelasku ray ,yg jg fans berat garasi, ku racuni teman-teman sekelas dengan album ost.garasi (jd misionaris dadakan :p). dan ternyata beberapa dari mereka jadi suka dengan lagu-lagunya garasi band.
Euphoria ku tiba-tiba meluap, ketika saat itu. Ku dengar dari sebuah stasiun radio swasta di semarang memutarkan sebuah lagu “tak ada lagi” dari album GARASI II. Yah, album garasi terbaru. Aku dan partnerku pun mencoba cari tau tentang album baru tersebut lewat google. Dan pada saat itu juga ku temukan sebuah web ANAK GARAZ . Mulai saat itulah ku tau nama fans garasi band setelah sekian lama ngefans dengan garasi tapi tidak tau forum fansnya (dasar parah…. :D).

                       

            Sampai suatu ketika, aku, ray dan teman-teman iseng-iseng maen kestudio musik. Dan ujung-ujungnya kita sepakat buat bikin band. yang pada akhirnya kita coba-coba bawain lagu “tak ada lagi”. Saat itu, benar-benar eksistensi sebuah kegilaan mulai mengkontaminasi otak ku. Garasi, garasi ,dan garasi.

            Waktu teresa cepat berlalu. Dengan semakin kusutnya seragam putih abu-abuku.
Dan kabar yang mencengangkan  itupun memedia. Aiu ratna dikeluarkan dari garasi band, sontak ku termenung. Apa yang sebenarnya terjadi?. Aku, garasi, dan tanda
Tanya.

            Manifestasi kegilaanku pun menggila. mulai ku cari semua informasi apapun tentang garasi di internet. Ku perluas jaringan anak garaz di facebook. Sampai suatu ketika ada adik kelas cewek, baru membeli sebuah novel yang berjudul “GARASI”. Aku dan ray pun saling menatap, dalam hati kami masing-masing bertetiak “ ayo sita….!.” (kakak kelas yang semena-mena, :D )

                                    ***

“jiwaku tertekan dalam kegelapan”
“sakit”
“sepi sendiri dalam keheningan…”
“dunia menakutkan”
“”ingin berontak jiwaku terkoyak”
“aku mati..”

Tak terasa akhir tahun sudah menjelang. Masih, ku nikmati hari-hari dengan lagu-lagu rock sejati “GARASI”. Awal menjelang ujian sampai kelulusan kami, ku pun lebih sering nge”play” lagu-lagu garasi. Waktu itu “sahabat”, hampir semua teman-teman sekelas menyukai lagu tersebut, mau gak mau (ya iyalah, lha disemua hp mp3 teman-temanku dah kasih lagu ntuh semua :p ).

                         

suatu ketika Sampai, tanpa disadari. Lagu “sahabat” telah menjadi soundtrack persahabatan putih abu-abu kami, SECOND FORCE M.A.N.UT. dan kni di setiap aku bertemu dengan teman-teman second force, mereka pun selalau berkata “wuy meaninx play garasi dong, sahabat”. Dan saat alunan musik sahabat merasuki pendengaran kami, lamunan kami memburu angin masa lalu, masa putih abu-abu kami dimana jatuh dan bangun kami alami bersama-sama demi sebuah keberhasilan.
Second force MANUT.



                                    ***

            “garasi dengan vokalis barunya bakal ngisi acara di 1000bands united bersatu atasi bencana untuk merapi pada 19desember2010 bi buperta cibubur”
Begitulah kurang lebihnya status yang di buat seoarang anak garaz di page anak garaz.
Dan waktu itu aku bekerja di bantar gebang, bekasi. Bagian produksi Di sebuah PT kontraktor interior. Kabar itupun mulai mengusik pikiranku ku, membuatku berrfikir sribu kali untuk bias nonton garasi dengan semua tuntutan kerja.
Alhamdulillah. Untung dapat diraih, tapi malang agak sulit di tolak :D . hari minggu itu kebetulan semua karyawan lembur, tapi tidak dengan aku dan andrey saudaraku. Kami di beri tugas menyelesaikan pekerjaan di kontrakan. Setelah menyelesaikan tugas kami, dengan bermodal info dari teman-teman di facebook dan tuntunan GPS google earthmobile kami berangkat ke cibubur. Demi garasi



           
Setelah sengit berdebat dengan petugas tiket, kami masuk area buperta.
Satu persatu kami berjumpa anak garaz. Jabat tangan hangat pun mengawali perkenalan dan obrolan-obrolan pendek. Bandung, indramayu, bogor, purwakarta, cirebon, Jakarta, bekasi. Dan aku,jepara.
Di depan stand kameraman kami berkumpul (sambil clingak-clinguk cari garasi).
Sekejap terlihat Pria tinggi besar dibelakang stand kameraman memakai kaos merah dengan logo garasi di dada. Ku coba menghampirinya dengan kawan AGB.
“dari garasi bang? “ tanyaku
“oh ya” jawabnya tersenyum dan ku susul dengan jabatan tangan.
“garasinya mana bang? Ntuh anak-anak dah pada kumpul nyariin garasi.”
“oech. No.. disono no., samping panggung yg kelihatan pake baju hitam”



Setelah muter-muter. Akhirnya sebuah lambaian tangan terlihat dari seorang laki-laki berkaos hitam dengan kaca mata hitam menutupi mata.
Disusul dengan lari kecil anak-anak garaz menghampirinya.
Jabat tangan pun silih berganti melintasi pagar pembatas.
“apa kabar…? Apa kabar….? Apa kabar.?” Sapa pria berkaos hitam sambil berjabat tangan. Ya, pria itu adalah bang aries budiman tukang pukul (yee segetonya..) di garasi band.
Obrolan ringan pun mengalir. Di susul kedatangan bang fedi dan bang embi.
Moment yang pas banget( buat foto bareng & minta tanda tangan :D ).
Antara percaya dan tidak. Akupun iseng bertanya ke anak garaz yang laen
“ech… ne bener garasi band?” sambil melirik tersenyum
“maksud loch?” tanya nalik dengan terheran
“gua gak lagi mimpi kan?” tanyaku lagi
“ya gak lah,!” jawabnya sambil tersenyum

“ech coba pukulin muka gua donk….!” :p


 



                                                                     ***




“oke.. saya minta semuanya nyanyi, hilang”
“  semua nya… saya minta semua yang ada disini dua kepalannya  diatas, dua kepalannya di atas…”
““kita rayakan pemersatuan ini…”
“Indonesia bersatu”
“ dua kepalan di atas….”
 Pekiik lantang bang higin dari atas panggung (ya iyalah..dari atas panggung, masa dari bawah panggung :D ) setelah lagu “lupakan aku”, di susul dengan “amarah”. Single di album garasi III.
Sejak saat itu, aku tidak ingat apa-apa, blank. Euphoria kritis sudah menyita kesadaranku.

“kau pergi dariku, tinggalkanku..”
“Lewati malam tanpa kasihmu”
“ku rangkai kata ku rangkai nada”
“yang ku inginkan hanyalah cinta”
“dan semmua menghilaaaaang….”
“dan semua menghilang……!”
“yeaaaaaaaa..h…….!”
Aku Hanya bias berteriak sekencang-kencangnya meneriaki lagu tersebut dengan merangkai lambang \m/_\m/ di udara bersama anak-anak garaz yang lain.
Dan hanya bisa melompat-lompat setinggi-tingginya mengikuti harmoni beat musik garasi.
Terlanjur ber”teriak”. Suaraku pun “hilang”, “bukan” karma “lelah” melainkan “tak ada lagi” kata-kata yang sanggup mengungkapkan luapan emosi perasaanku. Blank






Puas, bahagia, lelah bercampur senyum lega (es campur kaleee….:p )..
Setelah ber pamitan dengan semua personil, kamipun cabut. Berpencar menuju arah masing-masing dengan senyum puas.

Mulai saat itu. Akupun lebih gencar mengekstensikan diriku sebagai ANAK GARAZ. Menjalin relasi dengan anak-anak garaz daerah lain melalui facebook. Dan menyempatkan diri ikut ngumpul bareng anak garaz Jakarta di monas (duta besar dari garaz bumi kartini jepara ne ceritanya gua :D ).





                                                                     ***




 “ADA JIWA DI MUSIK GARASI”
Kata-kata itulah yang dari awal kemunculan garasi sampai sekarang ku tanamkan dipikiranku. Musik yang selaras. Beat-beat yg harmonis, arrasement yang matang, lirik-lirik yang penuh makna, dan karakter personil yang beda dari band-band lain. Juga fans club yang solid dan terorganisir. Membuatku bangga menyebut diriku sabagai “ANAK GARAZ”.

“MUSIC WAS EVER BORN. WILL NEVER DIE”
Cukup singkat. Namun dalam (sumur bor kale….:> ). Yang juga mengispirasi aku dan dua teman bandku untuk tetap belajar musik. Thelastwarriors. Tiga anak yang penuh keterbatasan bermusik, tapi tetap saling berkomitmen.


“tak ada lagi…”
“Selain dirimu yang aku , cari….”
“cinta sejati yang selalu ku, beri…”
“ku hanya ingin ini…”
“tentang dirimu dan diriku..”
“sampai aku mati……”

Terimakasih GARASI. Yang Dengan  musik kalian, telah memberikan aku semangat dalam kesendirian, kepenatan, dan keterasingan. Hingga suatu saat nanti, akan tetap ku teriakan nama kalian kesegala penjuru, kan ku jadikan kau “sebuah kisah klasik untuk masa depan” ( SO7 ngikut ga pa2 ya ;) ) , kan ku ceritakan kehebatan musik kalian kesemua orang yang aku temui. Kan ku ukir nama kalian dimanapun aku berada.
Sampai nafasku terhenti.
Thanks ANAK GARAZ INDONESIA, yang dengan kekompakan kalian, telah membuatku merasa yakin, bahwa aku tidak sendiri.

“GARAZ SAMPAI MATI”
      \m/_\m/


                                           Riev_agamika
Diposting oleh Syariev Elazka
Selasa, 01 Februari 2011 di 12.26 | 0 komentar  
Sejauh ini, cuma ini. Yg bisa ku lakukan.
Beribu cara q lakukan agar tak setetes pun air mataku trjtuh,
demi mereka, bukan demi diriku sendiri,
sampai batas kemampuan ku, sampai batas kesanggupanku.
Ingin segera ku akhiri semua, dan pasrah kepada jalan Allah, dimana semua sudah diatur, yg pntg ku berusaha,
aku sudah muak dengan semua ini
aku sudah bosan dg cacian
aku sudah tak sanggup dengar sumpah serapah
aku manusia, punya hati dan perasaan, dan punya batas kesanggupan.
Keparat kalian semua
Diposting oleh Syariev Elazka
Visit the Site
MARVEL and SPIDER-MAN: TM & 2007 Marvel Characters, Inc. Motion Picture © 2007 Columbia Pictures Industries, Inc. All Rights Reserved. 2007 Sony Pictures Digital Inc. All rights reserved. blogger templates